Gambar Sunan Drajat |
Sunan Drajat adalah salah satu wali yang menyebarkan agama islam di daerah jawa timur, beliau menyebarkan agama islam dengan cara membaur dengan masyarakat, tingkat sosial Sunan Drajat terhadap masyarakat juga sangat tinggi, itulah salah satu cara Sunan Drajat menyebarkan agama islam kepada masyarakat yaitu dengan cara membaur.
Perjalanan Sunan Drajat memperkenalkan agama islam sangat panjang, jika anda penasaran seperti apa kelanjutan kisahnya, yukk..! kita simak bersama ulasan sejarah Sunan Drajat di bawah ini.
1. Asal Usul Sunan Drajat
Seperti yang sudah saya jelaskan di awal pembukaan, beliau adalah salah satu wali yang menyebarkan agama islam di jawa timur, kakak beliau adalah Sunan Bonang yang juga anak dari Sunan Ampel, Sunan Drajat adalah anak kedua dari lima bersaudara.Nama lain dari Sunan Drajat sangat banyak, antara lain adalah : Raden Qasim atau Raden Kasim, Sunan Mayang Madu, Sunan Mahmud, Sunan Muryapada, Maulana Hasyim, Raden Imam, Syekh Masakeh, Masaikh Munat, Pangeran Syarifuddin, dan yang terakhir adalah Pangeran Kadrajat.
Semua nama-nama di atas kami dapat dari berbagai sumber, dan konon setiap nama yang ada di atas mempunyai kisah masing-masing. Kami akan mengupas nama-nama di atas sedetail yang kami tau, Sunan Drajat sewaktu lahir dengan nama Raden Qasim, Raden Qasim juga seperti kakaknya, beliau cerdas, tangguh dan berfikiran luas.
Raden Qasim menghabiskan masa kecilnya dengan belajar di pesantren Ampeldenta, pesantren tersebut adalah pesantren yang di dirikan oleh ayahnya yaitu Sunan Ampel. yang terletak di jawa timur. perkembangan Raden Qasim dalam mempelajari ajaran agama islam sangat menonjol dari siswa-siswa yang lain, beliau cepat dalam menghafal, cepat memahami, dan juga pintas dalam bedakwah.
Ilustrasi Pesantren Ampeldenta |
Kepandaian Raden Qasim di pesantren Ampeldenta terlihat saat beliau mengajari temannya yang sedang kesulitan memahami pelajaran yang kala itu sedang di jelaskan oleh senior yang berada di pesantren Ampeldenta, sesudahnya Raden Qasim menginjak dewasa, Sunan Ampel merasa ilmu yang sudah di pelajari Raden Qasim di pesantren Ampeldenta sudah cukup untuk bekal Raden Qasim berdakwah dan menyebarkan agama islam.
Tak lama kemudian Sunan Ampel mengutus Raden Qasim untuk berdakwah di daerah Tuban untuk menyebarluaskan agama islam, mendengar perintah ayahnya Raden Qasim berfikir sejenak dan menjawab, sudah lama saya ingin mengikuti jejak kakak ayahanda, saya ingin membantu kakak Sunan Bonang.
Karena Sunan Ampel lebih menginginkan Raden Qasim untuk berdakwah sendiri dan membuat pesantren sendiri, tidak hanya mengikuti kakaknya yaitu Sunan Bonang. lalu Sunan Ampel menjawab, anakku bagaimana jika engkau berdakwah di daerah pesisir utara di daerah Tuban dan Gresik.
Raden Qasim terdiam sejenak untuk berfikir, lalu Raden Qasim menjawab, baiklah ayah, jika itu keputusan ayahanda, aku akan berangkat untuk berdakwah di daerah pesisir utara Tuban dan gresik. setelah semua persiapan untuk perjalanan Raden Qasim berdakwah sudah siap, Raden Qasim berpamitan kepada ayahnya, keberangkatan Raden Qasim tidak sendirian, beliau di dampingi oleh para ulama lulusan dari pesantren Ampeldenta.
Dari berbagai sumber mengatakan, dalam perjalanan Raden Qasim menuju pesisir utara, beliau mampir ke kediaman Sunan Giri, sedikit belajar dari beliau yang sudah berpengalaman dalam berdakwah dan juga menyambung tali silaturahmi, Raden Qasim memberitahu magsud kedatangannya dan juga memberi tau bahwa ia di utus oleh ayahnya Sunan Ampel untuk berdakwah di pesisir utara.
Mendengar Raden Qasim di utus oleh Sunan Ampel untuk berdakwah, hati Sunan Giri sangat senang, dan beliau juga sangat mendukung Raden Qasim untuk berdakwah, singkat cerita Raden Qasim mulai akan berangkat ke daerah Gresik dengan kapal, dan sebelum keberangkattannya Sunan Giri berpesan kepada Raden Qasim. kelak tempat yang akan kamu temui untuk berdakwah, di penuhi penduduk yang mayoritas aktivitas mereka adalah nelayan, perbanyaklah untuk membaur dengan mereka maka kamu akan menemukan jawabanya. Raden Qasim menerima nasehat tersebut dan beliau memulai perjalanan.
2. Sunan Drajat Menikah dengan Kemuning
Di tengah perjalanan menuju pesisir utara, kapal yang di naiki Raden Qasim mengalami musibah, kapal itu terseret arus ombak yang besar dan menabrak karang, semua penumpang kapal panik dan mendekat kepada Sunan drajat, mungkin Sunan Drajat tau bahwa dirinya akan selamat beserta para ulama yang mengawalnya.Sesudahnya kapal hancur, Sunan Drajat berpegangan kepada dayung kapal yang masih utuh, dan muncullah keanehan terjadi Sunan Drajat bersama ulama-ulama lainnya di bantu oleh dua jenis ikan, ikan itu bernama ikan talang dan ikan cucut, ada yang menyingkatnya ikan cukalang ikan cucut dan talang, dengan menaiki ikan cukalang Sunan Drajat bersama ulama lainnya berhasil selamat dan mendarat di sebuah kampung kecil yang bernama kampung Jelak, banjarwati.
Ilustrasi Gambar Sunan Drajat menikah dengan Kemuning |
Kehadiran Raden Qasim di kampung Jelak di sambut hangat oleh ketua kampung tersebut, ketua kampung tersebut bernama Mbah Malang Madu dan Mbah Banjar, banyak yang bilang kejadian itu terjadi pada tahun 1485 M, Mbah Malang Madu dan Mbah Banjar ternyata sudah memeluk agama islam, mereka di islamkan oleh para syekh dari Surabaya, bertahun-tahun yang lalu sebelum 1485 M.
Raden Qasim mulai membaur dengan masyarakat jelak, kesempatan itu tidak di sia-siakan Raden Qasim beliau membaur dengan masyarakat, sekaligus mengajarkan masyarakat sekitar untuk mengenal islam dan memeluk agama islam, seiring berjalannya waktu, Mbah Malang Madu yang juga pemeluk agama islam tertarik dengan Raden Qasim dan berniat untuk menikahkan putrinya dengan Raden Qasim. Putri Mbah Malang Madu bernama Kemuning.
Mendengar keinginan Mbah Malang Madu untuk menikahkan Putrinya dengan Raden Qasim, akhinya Raden Qasim menerima dan bersedia menikahi putri Mbah Malang Madu yang bernama Kemuning, sesudahnya Raden Qasim hidup berumah tangga Kemuning di desa Jelak, Raden Qasim membangun sebuah pesantren, akibat dari pesantren yang didirikan Raden Qasim, desa Jelak yang tadinya kecil dan terpencil menjadi terkenal dan besar.
Banyak orang-orang yang belajar agama islam di pesantren Jelak, namun lama kelamaan nama kampung jelak menjadi Desa Banjaranyar. kampung itu berkembang besat, terkenal dan akhirnya di padati penduduk berkat Raden Qasim.
3. Asal Usul Nama Sunan Drajat
Raden Qasim sangat di kenal oleh banyak orang dan juga sangat di segani oleh masyarakat Jelak, tidak sedikit orang yang belajar agama islam di pesantren Jelak, namun semua itu belum memuaskan hati Raden Qasim, karena tempat di desa jalak kurang strategis jika untuk berdakwah. dan juga ingin menyebarkan agama islam lebih luas kepada masyarakat.Akhirnya Radem Qasim mulai perjalanan untuk mencari tempat untuk membangun pesantren dan tempat yang strategis untuk berdakwah, seperti biasa perjalanan beliau di dampingi para santri lulusan dari pesantren Ampeldenta, pencarian Raden Qasim sampai di suatu tempat, kurang lebih tembat itu lima kilo meter arah ke utara dari desa Jelak.
ILUSTRASI gambar Pesantren Drajat |
Sesampainya disana Raden Qasim berunding dengan para santri yang mendampinginya, hasil perundingan itu belum juga memuaskan, mereka mengusulkan tempat itu belum juga strategis untuk di jadikan tempat dakwah. Pencarian Raden Qasim untuk mencari tempat yang strategis di dengar oleh Sultan Demak, yang juga memeluk agama islam.
Karena Sultan Demak tersebut kala itu penguasa daerah Lamongan beliau memberi tempat untuk Raden Qasim untuk berdakwah. tampat yang di berikan Sultan itu di daerah bukit selatan tempat itu kondisinya masih hutan belantara, yang konon hutan itu sangat angker dan seram.
Belum ada orang yang berhasil bertahan hidup si sana, jika malam hari, hantu-hantu dari hutan itu mendatangi penduduk dan menakut-nakuti, tidak hanya menakut-nakuti, hantu dari hutan itu juga menyebabkan banyak penyakit bagi masyarakat.
Karena dengan kesaktian Raden Qasim, beliau berhasil menaklukkan hutan tersebut, dengan para santri-santri pengikutnya Raden Qasim membuat pemukiman di sana seluar sembilan hektare. dan tempat itu di beri nama Ndalem Nduwur, pada suatu ketika malam tiba, beliau melakukan pertemuan dengan Sunan Giri lewat mimpi dan Sunan Giri memberi nasehat kepada Raden Qasim, atas nasehat tersebut, Radeqn Qasim membuat pesantren yang bernama pesantren drajat.
Pesantren drajat di bangun di sebelah barat dari pemukiman dan juga tempat tinggal Raden Qasim, di tempat pesantren tersebut Raden Qasim mulai berdakwah menyebarluaskan ajaran agama islam, sehingga nama Raden Qasim lebih di kenal dengan Sunan Drajat.
4. Cara Sunan Drajat Berdakwah
Sunan Drajat mengajarkan kebaikan tidak hanya lewat berdakwah beliau juga sering turun langsung bersama kerumunan masyarakat, sehingga beliau di kenal sangat ramah,beliau sering menghampiri kerumunan masyarakat dan mengingatkan mereka untuk jangan lupa solat. konon beliau sering berkeliling melihat keadaan sekitar di malam hari untuk mengobati masyarakat yang sedang sakit akibat hantu-hantu dari hutan belantara.Dari aktifitas yang beliau jalani sehari-hari masyarakat menjadi merasa sangat aman dan nyaman tinggal di dekat Sunan Drajat, beliau tidak segan-segan membantu masyarakat yang sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan beliau.
Ilustrasi Gambar Sunan Drajat Sedang Berdakwah |
Cara dakwah beliau sangat baik dan setiap beliau dakwah selalu di terima masyarakat dengan senang hati, karena beliau tidak pernah memaksa, tidak pernah menghina dan tidak pernah menyindir-nyindir orang saat berdakwah.
Salah satu pesan baik beliau kepada pengikutnya adalah "bapang den simpangi, ana catur mungkur" jika dalam bahasa indonesia pesan itu adalah "jangan pernah mendengarkan perkataan jelek, jangan pernah mendengarkan pembicaraan yang mengejek-ngejek orang, apalagi melakukan perbuatan itu" kurang lebih seperti itu arti dari pesan diatas.
Begitu banyak pesan kebaikan dari beliau dan dari pesan-pesan yang beliau berikan ada empat pokok utama dari pesa beliau, yang pertama adalah "Paring teken marang kang kalunyon lan wuta" artinya berikanlah tongkat kepada orang buta, pesan kedua "paring sandang marang kang kawudan" berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang, pesan ketiga "paring pangan marang kang kaliren" artinya berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan, dan pesan yang terakhit adalah "paring payung kang kodanan" berikanlah payung kepada orang yang kehujanan.
Itulah empat pokok pesan beliau yang harus kita ingat, cara dakwah beliau juga sangat menarik, beliau mengikuti cara berfikir masyarakat sekitar, yaitu dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah mengadakan pengajian secara langsung di langgar atau di masjid, melalui proses belajar mengajar di pesantren, melalui seni tradisional lewat tembang yang di iringi gendang, dan yang terakhir adalah lewat ritual adat-adat kuno, tentunya ritual tersebut tidak melanggar aturan agama islam
5. Kesaktian Sunan Drajat Membuat Sumur Abadi
Alkisah menceritakan, pada suatu ketika Sunan Drajat melakukan perjalanan jauh denga berjalan kaki, entah dari mana mau kemana, beliau kelelahan di tengah-tengah hutan dengan para pengikutnya, beliau dengan para pengikutnya kehausan dan kelaparan, lalu beliau menyuruh salah satu pengikutnya untuk mencaput wilus, wilus adalah ubi yang tumbuh di hutan, tak lama kemudian salah satu pengikut Sunan Drajat mencari dan mencabutya.Dengan kesaktian Sunan Drajat, beliau berdoa, setelah selesai berdoa tiba-tiba lubang hasil dari bekas ubi yang di cabut mengeluarkan air yang jernih dan bersih.
Ilustrasi Sumur yang dibuat Sunan Drajat di Hutan |
6. Cerita Lain Sunan Drajat
Sangat Banyak cerita tentang beliau, dan kami menemukan banyak kisah dalam versi yang berbeda, salah satu kisah menceritakan Sunan Drajat menikah tidak hanya dengan satu wanita, stelah menikah dengan Kemuning anak dari Mbah Malang Madu, Sunan Drajat menikahi Retnayu Condrosekar, Retnayu Condrosekar adalah putri dari adipati kediri yang bernama Raden Suryadilaga.Ada juga kisah yang menceritakan beliau menikah dengan putri dari Sunan Gunung Jati yang bernama, Dewi Sufiyah, pertemuan beliau dengan Dewi Sufiah di karenakan beliau di suruh untuk berhuru dengan Sunan Gunung Jati oleh ayahnya, Sunan Gunung Jati sendiri adalah murid dari Sunan Ampel.
Ilustrasi Sunan Drajat sedang berguru dengan Sunan Gunung Jati |
Dalam adat jawa kuno, memang saling belajar atau saling memuridkan itu di perbolehkan bahkan di anjurkan, untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan ilmu. sesudahnya beliau menikah dengan Dewi Sufiah, beliau tinggal di daerah yang bernama Kadrajat, saat itulah beliau menyandang nama Pangeran Kadrajat atau Pangeran Drajat, ada juga yang menyabutnya Syekh Syarifuddin.
Di daerah Kadrajat beliau membangun masjid yang bernama Masjid Nur Drajat, pernikahan Sunan Drajat dengan Dewi Sufiah di karuniai dua putra dan satu putri, anak yang pertama bernama Pangeran Tranggana atau juga dikenal Pangeran Rekyana, anak yang kedua juga seorang putra yang bernama Pangeran Sandi dan anak yang ketiga seorang putri yang bernama Dewi Wuryan.
Tidak hanya itu cerita kisah tentang pernikahan Sunan Drajat, kami juga menemukan kisah tentang Sunan Drajat menikah dengan Nyai Manten yang berasal dari cirebon, pernikahan Sunan Drajat dengan Nyai Manten di karuniai empat anak. Kisah yang satu ini agak kurang jelas dan agak seperti di buat-buat, kisah ini agak kabur tanpa meninggalkan jejak yang meyakinkan.
7. Wafatnya Sunan Drajat
Sangat banyak kisah, cerita, sejarah, dan biografi tentang Sunan Drajat, dalam semasa hidupnya saat berdakwah beliau lebih menekankan tentang kedermawanan, kerja keras dan peningkatan kemakmuran dalam bersosial. di perkirakan beliau wafat pada tahun 1522 M.8. Alamat Makam Keramat Sunan Drajat
Kami kurang tau secara rinci kapan, dimana tempat saat Sunan Drajat wafat, yang kami dapat hanyalah alamat makam beliau, beliau di makamkan di daerah paciran, lamongan. Alamat lengkapnya adalah Desa Drajatm Kec. Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur. tak jauh dari lokasi makam Sunan Drajat telah di bangun museum untuk benda-benda peninggalan wali terutama peninggalan beliau, ada juga yang mengatakan, kayu yang di pegangi oleh Sunan Drajat saat terdampar juga di museumkan di sana.Foto Makam Sunan Drajat |
Foto Makam Sunan Drajat |
Itulah tadi ulasan dari Sejarah dan Alamat Makam Keramat Sunan Drajat, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kalimat, nama, dan tempat kejadian. sesungguhnya kami juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan dosa. baiklah. Akhir kata kami ucapkan terimakasih sudah membaca, dan seperti biasa jika salah satu dari Anda ada yang menyukai sejarah ini silakan Share ke teman-teman anda.
0 Response to "Sejarah dan Alamat Makam Keramat Sunan Drajat"
Post a Comment