Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya

Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya - Halo sobat pembaca makampetilasankeramat.blogspot.com, semoga kabar Anda hari ini dalam keadaan sehat selalu, karena kami disini juga dalam keadaan sehat selalu.
Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya
Ilustrasi Gambar Syekh Muhammad al-Banjari

Pada kesempatan kali ini kami akan mengupas sehjarah Syekh Muhammad Arsyad besarta karomah Syekh Muhammad Arsyad yang ada dalam legenda, seperti apa kisahnya, yuk kita simak bersama ulasan singkat sejarah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari di bawah ini, yuk kita simak di bawah ini.

1. Asal Usul Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Konon Syekh Muhammad Arsyad lahir pada tanggal 17 maret 1710 M, di Martapura, lebih tepatnya di Lok Gambang, banyak yang meyakini Syekh Muhammad Arsyad adalah keturunan ulama Alawiyyin dengan jalur Sultan Abdurrasyid yang berada di Filipina tepatnya di Mindanao.

Di masa kecil Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari sama halnya seperti anak pada umumnya, beliau bermain dengan anak-anak lain, namun kecerdasan beliau sangat menonjol di antara anak-anak yang lainya.

Masih kecil sangat pandai bergaul, bisa menyesuaikan keadaan, dan selalu menghormati yang lebih tua, kelebihan beliau yang paling menonjol terutama di bidang seni melukis.

Lukisan beliau sungguh bagus dan indah, bahkan mustahil bagi anak-anak seusianya bisa melukis seperti beliau, tak sedikit pula bagi siapa yang melihat akan terpukau dan kagum.

2. Syekh Muhammad Arsyad di undang ke istana

Bakat seni melukis Syekh Muhammad Arsyad makin hari makin di kembangkan, ketika pada saat Syekh Muhammad Arsyad berumur kurang lebih 7 tahun, tak sengaja Sultan Tahlilullah mampir ke kampung Lok Gabang dan melihat lukisan Syekh Muhammad Arsyad yang waktu itu beliau berusia 7tahun.

Sultan Tahlilullah terkagum-kagum dan sang sultan juga ingin anak cucunya bisa ahli melukis seperti Syekh Muhammad Arsyad, karena sang Sultan ingin anak cucunya bisa melukis seperti Syekh Muhammad Arsyad, sang sultan akhirnya meminta kepada orang tua Syekh Muhammad Arsyad, untuk membawa Syekh Muhammad Arsyad tinggal di dalam istana dengan tujuan untuk bisa mengajari anak dan cucu sultan.
Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya
Ilustrasi Istana Sultan Tahlilullah

Karena permintaan itu adalah permintaan Sultan Tahlilullah, orang tua Syekh Muhammad Arsyad menyetujuinya dan Sultan Thalilullah membawa Syekh Muhammad Arsyad ke istana Beliau.

Sesampainya di istana Syekh Muhammad Arsyad di perkenalkan dengan anak-anak dan cucu Sultan, Syekh Muhammad Arsyad menyikapinya dengan baik, begitupun anak dan cucu sultan juga sangat suka berteman dengan Syekh Muhammad Arsyad.

Syekh Muhammad Arsyad tumbuh besar di istana, beliau menjadi anak yang baik, besar budi pakerti, ramah, sopan, penurut dan tentunya seklalu menghormati orang yang lebih tua.

Karena Sultan Tahilullah mengenal Syekh Muhammad Arsyad sebagai anak yang baik, Sang sultan juga berharap Syekh Muhammad Arsyad kelak akan menjadi pemimpin yang baik dan alim.

3. Pernikahan Syekh Muhammad Arsyad

Syekh Muhammad Arsyad tumbuh besar di istana, belajar dengan orang-orang dari istana dan mendapat pendidikan yang berkualitas, Syekh Muhammad Arsyad hidup di istana dari kecil hingga umrnya 30 tahun.

Setelah umur Syekh Muhammad Arsyad 30 tahun beliau di jodohkan dengan seorang perempuan yang bernama Tuan Banjut, pernikaha Syekh Muhammad Arsyad dengan Tuan Banjut berjalan lancar, namun pada saat Tuan Banjut sedang mengandung anak dari Syekh Muhammad Arsyad, Syekh Muhammad Arsya timbul rasa ingin memperdalam ajaran agama islam, dan beliau berencana untuk pergi ke Mekah.
Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya
Ilustrasi Pernikahan Syekh Muhammad Arsyad dengan Tuan Banjut

sebelum Syekh Muhammad Arsyad berangkat ke mekah, beliau berpamitan kepada Sultan Tahlilullah dan menyampaikan keinginannya, mendengar niat Syekh Muhammad Arsyad untuk mendalami ajaran agama islam, Sultan Tahlilullah sangat senang dan menghendaki keinginannya tersebut.

Karena sudah di ijinkan Sultan Tahlilullah, Syekh Muhammad Arsyad mulai perpamitan dan pergi ke tanah suci mekkah, demi mewujudkan cita-citanya.

Ketika tiba di tanah suci Syekh Muhammad Arsyad berguru dan belajar mengaji kepada ulama besar yang terkenal pada jaman itu. antara lain adalah al-Faqih Syekh Muhammad anak dari Sulaiman al-Kurdi, Syekh Athaillah anak dari Ahmad al-Mishry, al-Arif Billah Syekh Muhammad Anak dari Abdul Karim al-Samman Syeh Muhammad Murtadha anak dari Muhammad az Zabidi, Syeh Abdullah anak dari Hijazi asy Syarqawy, Syeh Abdullah Mirghani, Syeh Muhammad anak dari Ahmad al Jauhari, Syeh Salm anak dari Abdullah al Basri, Syeh Hasan anak dari Ahmad al Yamani, Syeh Shiddiq anak dari Umar Khan, Syeh Ahmad anak dari Abdul Mun'im ad Damanhuri, Syeh Abdurrahamn anak dari Sulaiman al Ahdal, Syeh Abis as Sandi, Syeh Abdurrahman anak dari Abdul Aziz al Maghrabi, Syeh Abdul Wahab at Thantawy, Syeh Muhammad Zain anak dari Faqih Jalaludin, Syeh Abdurrahman anak dari Abdul Muanak dari al Fathani dan Syeh Abdul Gani anak dari Muhammad Hilal.

Dalam belajar tentang agama islam, Syekh Muhammad Arsyad juga menjalin tali persaudaraan dengan para ulama yang lainnya, karena sifat Syekh Muhammad Arsyad yang baik dan saling menghormati, Syekh Muhammad Arsyad di terima oleh ulama-ulama lain dengan baik.

Orang yang seangkatan dengan Syekh Muhammad Arsyad juga cukup banyak antara lain Syekh Muhammad Arsyad sendiri, Syeh Abdurrahman Misri al-Jawi, Syeh Abdussamad al-Falimbani, dan Syeh Abdul Wahab Bugis.

Karena hubungan Syekh Muhammad Arsyad dengan teman-temannya sangat dekat, Syekh Muhammad Arsyad beserta 3 temannya di juliki empai serangkai yang berasal dari tanah jawa.

4. Kepulangan Syekh Muhammad Arsyad

Setelah cukup lama menimba ilmu di tanah suci, Syekh Muhammad Arsyad pulang ketanah kampung halamannya, setelah Syekh Muhammad Arsyad sampai di istana, Sultan Tahlilullah telah wafat, hati Syekh Muhammad Arsyad bersedih orang yang telah merawatnya dari kecil dan membesarkannya di istana kini telah tiada.

Kepemimpinan Sultan Tahlilullah di gantikan oleh cucunya Sultan Tahlillulah II yang tak lain adalah anak dari Sultan Tahlilullah I, tepatnya adalah cucu Sultan Tahlilullah.

Kepulangan Syekh Muhammad Arsyad di sambut baik oleh Sultan Tahlilullah II, karena masa kecil Sultan Tahlilullah II bermain bersama Syekh Muhammad Arsyad, beliau mengangkat Syekh Muhammad Arsyad menjadi mufti.

Konon Syekh Muhammad Arsyad juga terkenal sebagai pelopor dalam ajaran hukum islam di daerah kalimantan, tepatnya di kalimantan selatan.

5. Karomah Syekh Muhammad Arsyad

Dari berbagai sumber yang kami dapat juga menceritakan tentang karomah Syekh Muhammad Arsyad, Karomah Syekh Muhammad Arsyad di kenal dengan nama Datuk Kalampayan dan juga Tuanta Salamaka, konon itu semua terjadi pada saat Syekh Muhammad Arsyad berkunjung ke Batavia dengan tujuan untuk membetulkan kiblat yang arahnya salah.

Masjid yang di betulkan arah kiblat oleh Syekh Muhammad Arsyad adalah masjid Jembatan Lima, Masjid Pekojan dan luar Batang, pembetulan kiblat ini menimbulkan kontrversi dengan para masyarakat sekitar, juga pemimpin besar pada masa kejadian itu berlangsung.

Oleh karena itu Gubernur besar yaitu Jendral dari Belanda memanggil Syekh Muhammad Arsyad, dengan tujuan untuk membuat malu Syekh Muhammad Arsyad di depan umum, dengan pertanyaan yang sudah di siapkan oleh Gubernur tersebut.

Salah satu pertanyaan yang di lontarkan Gubernur Belanda kepada Syekh Muhammad Arsyad adalah apa kira-kira isa kelapa yang sedang saya pegang (si Gubernur Sambil memegang Kelapa).

Mendengar pertanyaan sang Gubernur Syekh Muhammad Arsyad menjawab dengan tenang dan pasti, yamulia isi kelapa itu adalah air, dan di airnya ada ikan, semua masyarakat sekitar yang mendengar jawaban Syekh Muhammad Arsyad tertawa terbahak-bahak dengan tujuan untuk mempermalikannya di depan umun.

Untuk lebih membuat Syekh Muhammad Arsyad malu di depan umum, Gubernur Belanda itu menyuruh bawahannya untuk membelah kelapa yang di pegangnya, pada saat kelapa di belah, keanehan terjadi, ikan kecil yang masih hidup dan segar muncul dari dalam kelapa itu.

Semua masyarakat yang tadinya tertawa dalam sekejap terdiam dengan wajah bingung dan kagum, dengan kebenaran Syekh Muhammad Arsyad.

Itulah Karomah Syekh Muhammad Arsyad yang cukup terkenal.

6. Wafatnya Syekh Muhammad Arsyad

Setelah cukup lama menghabiskan hidupnya dengan menyebarkan kebaikan ajaran islam kepada masyarakat sekitar, Syekh Muhammad Arsyad akhirnya wafat pada tanggal tiga oktober 1812 M atau 6 syaawal 1227 H, beliau wafat sekitar umur 105 Thn, di mana beliau wafat tidak di tulis dari sumber yang kami dapat.
Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya
Suasana Makam Syekh Muhammad Arsyad
Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya
Suasana Makam Syekh Muhammad Arsyad

7. Alamat Makam Keramat Syekh Muhammad Arsyad

Setelah beliau wafat pada umur 105 tahun, jasab beliau di makamkan di Kalimantan selatan tepatnya di kalimantan selatan lebih tepatnya lagi di Ds. Kalampayan, Kec. Astambul, Kab. Banjar, Prop. Kalimantan selatan. makam beliau sangat ramai di kunjungi oleh para peziarah dari dalam maupun dari luar kota, terutama di hari libur.

Itulah tadi ulasan dari Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya, cukup sekian artikel saya mengenai sejarah, karomah, dan kisah hidup Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, seperti biasa jika ada kesalahan dalam penulisan kata, kalimat, dan kejadian kami mohon maaf, terimakasih sudah membaca dan sampai jumpa pada pertemuan berikutnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Alamat Makamnya"

Post a Comment